Author: Fazrul Ismail

Mungkin ada di kalangan pembaca masih belum sempat untuk menatap buku atau rujukan berkenaan Ramadhan yang akan tiba tidak lama lagi. Mungkin juga ada yang masih tidak berkesempatan untuk mendengar kuliah atau program persediaan menghadapi Ramadhan. Bagi memastikan setiap individu bersedia menyambut bulan penuh berkat ini, saya ingin berkongsikan beberapa perkara penting berkaitan puasa yang boleh diperhatikan dan dijadikan asas persediaan.  Fokus saya dalam siri artikel ini ialah bagaimana puasa mampu menjadi medan pendidikan atau tarbiah dalam menuju taqwa. Mengapa saya menulis tajuk ini?

Ada beberapa orang bertanya: bagaimana untuk mengingati apa yang kita akan baca? Sebelum mampu mengingat, bagaimana untuk memberi fokus kepada isi buku amat tebal yang kita baca? Saya juga sering tertanya-tanya: mengapa saya selalu menyampaikan apa yang saya tulis di dalam ceramah saya? Saya banyak juga membaca dan mengkaji, tetapi kekadang ia tidak mampu disampaikan kepada pendengar. Akhirnya saya bertemu jawapan itu.    

Dalam buku Manajemen Tarbiyah Anggota Pemula terbitan PT Syaamil Cipta Media, ada dinyatakan berhubung hal tarbiah: Ketika berbicara tentang prinsip-prinsip kekukuhan tarbiah dalam harakah, Ustaz Fathi Yakan – rahimahullah – menyebutkan dua hal ; adanya manhaj yang lurus dan murabbi yang handal. Inilah refleksi pemahaman beliau yang tajam dari ayat:

"[61.9] Dia lah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad s.a.w) dengan membawa hidayah petunjuk dan ugama yang benar (ugama Islam), supaya Ia memenangkannya dan meninggikannya atas segala ugama yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya."

Apakah beza individu yang reaktif dan proaktif? Mengapa hal ini perlu diketahui? Adakah agama Islam menitikberatkan reaktif atau proaktif?

Al-Quran adalah kalamullah yang menjadi mukjizat serta diturunkan kepada qalbu Nabi Muhammad secara tawatir dan membacanya menjadi ibadah. Pada kalamullah ini, ia adalah sumber hidayah jika diperhati dan diambil dengan benar. Ramai manusia yang sudah bertemu dengan mukjizatnya – akan menyatakan bahawa al-Quran amat manis dibaca dan diamalkan. Ia adalah sumber tenaga bagi spiritual yang akan memberi kesan kepada fizikal seseorang. Mengapa spiritual perlu dimantapkan?

Email ini bersumber satu email. Penulis dari Indonesia. Para  dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia  kedokteran karena

Perumpamaan orang yang mempelajari ilmu pada waktu kecil adalah seperti memahat batu, sedangkan perumpamaan mempelajari ilmu ketika dewasa adalah seperti menulis di atas air. [HR. ath-Thabrani dari Abu Darda' ra].

Dalam sejarah, tidak ditemukan suatu agama yang mendorong pemeluk-nya untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak seperti Islam. Islam menjadikan seorang Muslim memiliki antusiasme yang sangat tinggi untuk belajar dan mengajar. Antusiasme inilah yang menjadikan mereka sangat isimewa sepanjang sejarahnya yang panjang. Apalagi bagi mereka, menuntut ilmu adalah ibadah yang paling utama, yang bisa dijadikan media untuk mendekatkan diri kepada Alllah.